Minggu, 11 Desember 2016

Rencana Indonesia Memiliki 4 Pesawat Amfibi Rusia Segera Terwujud


Seri pertama pesawat Be-200ChS telah diluncurkan oleh Beriev Aircraft Company, anak perusahaan UAC yang berlokasi di kota Taganrog, Rusia, demikian diberitakan Sputnik. Sebelumnya, pesawat ini diproduksi oleh Pabrik Aviasi Irkutsk di Siberia.

“UAC siap memasok hingga 26 pesawat tipe ini untuk Rusia dan klien asing pada 2025,” terang Humas UAC dalam pernyataan resminya, seperti dikutip Sputnik.

Untuk tahap awal Beriev Aircraft Company akan mengirim enam pesawat untuk Kementerian Situasi Darurat Rusia dan lima pesawat untuk Kementerian Pertahanan Rusia pada 2018, terang Direktur Jenderal UAC Jury Grudinin.

Terkait pembeli asing, tulis Sputnik, Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang mengantre untuk mendapatkan pesawat ini. Bulan lalu, seorang narasumber dari industri pertahanan Rusia menyebutkan Indonesia berencana membeli empat pesawat Be-200 dari Rusia, menyusul kepastian tersebut dalam waktu tidak lama lagi kontrak kesepakatan antara pihak pemerintah Indonesia dengan Militer Rusia akan segera ditandatangani. Namun demikian, menurut sumber sputnik, Pihak Pertahanan Rusia kini tengah menunggu kabar baik itu dari pemerintah Indonesia.

Beriev Be-200 dan variasinya didesain untuk memadamkan kebakaran, misi patroli maritim, operasi pencarian dan penyelamatan, pengiriman kargo dan penumpang. Pesawat ini bisa mengangkut hingga 12,5 metrik ton air dalam beberapa detik sebelum menumpahkan air tersebut di atas api. Be-200ChS didesain untuk Kementerian Situasi Darurat Rusia Rusia dan pertama kali terbang pada 2003.

Dengan dua mesin jet di atas sayapnya, pesawat Be-200 dapat lepas landas di landasan pacu dengan panjang hanya 1.800 meter, di perairan tertutup, bahkan di laut dengan kedalaman lebih dari dua meter dan tinggi ombak 1,2 meter (atau gelombang dengan kekuatan berskala 3).
.
Pesawat Be-200 milik Rusia ini juga tidak perlu mendarat untuk melakukan pengisian air. Saat melakukan gerakan “planing” (gerakan mengapung di atas air), Be-200 dapat mengumpulkan 12 – 13 ton air dalam waktu 12 – 14 detik. Selain itu Be-200 dapat mengangkut hingga 37.200 kilogram air dan terbang di ketinggian 3.850 tanpa perlu mengisi ulang bahan bakar. Sebuah sumber di Beriev Aircraft Company menyebutkan harga Pesawat Be-200 per unitnya 40 juta dollar AS atau setara Rp 500 miliar.
.
Sumber : RBTH & Kompas.com

Panglima: Biar Saja Filipina Mati Lampu Kalau Tak Izinkan TNI Masuk


Tiga Warga Negara Indonesia (WNI) kembali disandera oleh Kelompok bersenjata Abu Sayyaf. Saat ini, penculik membawa seluruh sandera ke wilayah selatan Filipina.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo berharap agar otoritas Filipina dapat mengizinkan tentara Indonesia untuk masuk wilayahnya dalam upaya pembebasan WNI. Sebab, jika terus-terusan tak mengizinkan maka Filipina akan mengalami kerugian besar. Pasalnya, akibat WNI disandera itu pemerintah Indonesia memutuskan melanjutkan moratorium pengiriman batubara ke Filipina.

"Ya sekarang biarin aja di Filipina mati lampu, 96 persen batu bara dari kita kok," kata Gatot usai menghadiri halal bihalal dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/7).

Maka dari itu, Gatot berharap agar Filipina dapat memberikan izin. Sebab, prajurit TNI sendiri sudah 'gatal' untuk masuk wilayah Filipina.

"Apapun kita lakukan dan siap," ujarnya.

Meski demikian, mantan Kasad ini enggan memberikan ultimatum batas waktu ke Filipina untuk memberikan izin. Sebab, dalam hal ini, pemerintah Indonesia tak bisa memberikan desakannya. Terpenting, kata dia, pemerintah Indonesia telah melanjutkan moratorium pengiriman batubara sebagai langkah 'sentilan' ke Filipina.

"Nggak bisa kita ultimatum mereka. Yang penting kita moratorium, tidak ada pengiriman batubara," tukasnya.

Sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/panglima-biar-saja-filipina-mati-lampu-kalau-tak-izinkan-tni-masuk.html

Alex Kawilarang, Bapak Kopassus yang tampar Soeharto


Setiap tanggal 10 November bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. Berbagai kegiatan kerap diselenggarakan untuk menghormati para pahlawan. Namun benarkah mereka merasa dihargai dengan segala tetek bengek perayaan itu?

Banyak pahlawan-pahlawan di negeri ini yang nasibnya tidak mujur. Tidak dimakamkan di taman pahlawan, tidak mendapat bintang jasa bahkan tidak diakui sebagai pahlawan.

Pahlawan juga bukan hanya mereka yang mengangkat senjata melawan penjajah. Banyak pahlawan yang berjasa namun nasibnya tidak sebaik mereka yang yang namanya dikenang dan dimakamkan di tempat terhormat.

Salah satu pahlawan tersebut mungkin adalah Alex Kawilarang. Kolonel (purn) Alex Kawilarang sempat diusulkan untuk menjadi pahlawan nasional tahun 2012 ini. Tapi agaknya belum juga diluluskan pemerintah.

Alex Kawilarang memiliki peran penting dalam penyusunan organisasi TNI di awal kemerdekaan. Termasuk membangun pasukan elite yang kelak dikenal sebagai Kopassus TNI AD.

Di zaman Belanda, Alex mengikuti pendidikan perwira Koninklijk Militaire Academie (KMA) di Bandung. Sebenarnya KMA Bandung merupakan sekolah perwira darurat karena saat itu Belanda telah dikuasai Jerman dalam perang dunia II. KMA Breda di Belanda pun tutup.

Alex tak lama menjadi perwira Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL), atau Tentara Kerajaan Hindia-Belanda. Tahun 1942, Jepang keburu masuk dan KNIL dibubarkan. Walau begitu dia tercatat sebagai satu dari sedikit orang Indonesia yang bisa menjadi perwira KNIL.

Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Alex bergabung dengan TNI. Awalnya dia menjadi perwira penghubung dengan pasukan Inggris. Karirnya terus merangkak naik. Kawilarang dipercaya memimpin ekspedisi TNI menumpas berbagai pemberontakan di hari-hari awal republik. Mulai dari Operasi Penumpasan Pemberontakan Andi Azis di Makassar, pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), dan Pemberontakan Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.

Pengalaman menumpas berbagai pemberontakan ini yang membuat Kawilarang berpikir perlunya Indonesia memiliki pasukan kecil dengan kemampuan tempur hebat. Kawilarang begitu kagum akan kemampuan musuhnya, pasukan baret merah dan hijau Belanda dari Korps Speciale Troepen. Dia banyak berdiskusi dengan Letkol Slamet Riyadi soal pembentukan pasukan elite ini.

Pada 1951-1956, Kawilarang diangkat sebagai Panglima Komando Tentara dan Teritorium VII/Indonesia Timur (TTIT) di Makassar. Nah saat itu Kawilarang melapor pada Presiden Soekarno bahwa kondisi Makassar sudah aman. Tapi Soekarno malah menunjukkan radiogram yang memberitakan Makassar diserang pasukan KNIL.

Kawilarang mencari Komandan Brigade Mataram Letkol Soeharto yang bertugas menjaga Kota Makassar. Dia kesal melihat anak buah Soeharto malah melarikan diri.

"Lelucon apa ini," kata Kawilarang pada Soeharto. "Plak!" Soeharto pun ditampar.

Saat menjabat Panglima TT III/Siliwangi, Kawilarang merintis pembentukan Kesatuan Komando Territorium III (Kesko TT-III) Siliwang bulan April 1951. Kesatuan inilah yang kelak menjadi Kopassus.

Walau merintis pasukan elite tersebut, baru tahun 1999 Kawilarang diterima menjadi warga kehormatan Kopassus. Hal ini baru bisa dilakukan setelah Soeharto lengser.

Kawilarang pernah dianggap bersalah telah menyeberang ke pihak PRRI/Permesta yang saat itu memberontak pada pemerintah Jakarta. Tapi Soekarno kemudian mengeluarkan abolisi walau memberikan sanksi pangkat Brigjen Kawilarang diturunkan menjadi Kolonel. Kawilarang kemudian memilih mengundurkan diri dari TNI. Padahal bersama Nasution, Kawilarang banyak memberikan saran dalam membangun TNI.

Saat Orde Baru, hubungan Kawilarang dan Soeharto tetap kurang harmonis. Soeharto rupanya belum lupa pernah ditempeleng. Maka Kawilarang hidup sebagai pengusaha. Dia meninggal 6 Juni 2000, pada usia 80 tahun. Bapak Kopassus ini dimakamkan di taman makam pahlawan Cikutra, Bandung.

Sumber : Merdeka.com

Operasi WOYLA, 3 Menit Paling Menegangkan Dalam Sejarah KOPASSUS


"Komando! Komado! Semua tiarap! Tiarap!"

Teriakan itu mengejutkan semua orang di dalam kabin pesawat DC-9. Jam menunjukkan pukul 02.45 waktu Bangkok. Secara cepat tim penyergap antiteror menerobos masuk pesawat.

Tembakan senapan serbu semiotomatis terdengar menyalak beberapa kali. Drama penyanderaan pesawat Garuda DC-9 Woyla di Bandara Don Muang, Thailand itu berakhir dalam waktu tiga menit.

Aksi pembebasan sandera Garuda Woyla melambungkan nama pasukan khusus Indonesia. Hari ini tepat 34 tahun peristiwa itu berlangsung.

Drama penyanderaan pesawat Garuda GA-206 'Woyla' rute Jakarta-Medan itu dimulai Sabtu 28 Maret 1981. Setelah transit di Palembang, tiba-tiba seorang pria berpistol memasuki ruangan kokpit.

Kapten Pilot Herman Rante dipaksa mengalihkan penerbangan ke Colombo, Srilanka. Namun Herman menjelaskan bahan bakar pesawat tak cukup. Akhirnya pesawat mendarat di Penang, lalu kemudian menuju Bandara Don Muang, Bangkok.

Pihak intelijen Indonesia menyebut kelima orang pembajak berasal dari kelompok Komando Jihad. Mereka adalah Zulfikar T Djohan Mirza, Sofyan Effendy, Wendy Mohammad Zein, Mahrizal dan Mulyono.

Pembajak menuntut pemerintah Indonesia membebaskan 80 anggota Komando Jihad yang dipenjara karena beberapa kasus. Antara lain penyerangan Mapolsek Pasir Kaliki, Teror Warman di Raja Paloh dan aksi lainnya sepanjang 1978-1980. Selain itu, mereka juga meminta uang USD 1,5 juta.

Presiden Soeharto menjawab tuntutan itu dengan aksi militer. Asintel Panglima ABRI Mayjen Benny Moerdani menjelaskan keberhasilan operasi militer adalah 50:50.

Masalahnya saat itu seluruh kekuatan ABRI sedang menggelar latihan gabungan di Ambon. Begitu juga dengan para prajurit Kopasandha. Para pasukan yang sudah melakukan latihan antiteror malah sedang mengikuti Latgab di Ambon.

Perwira paling senior di Markas Baret Merah itu tinggal Letkol Sintong Panjaitan. Perwira menengah tersebut tak ikut ke Ambon karena kakinya patah saat mengikuti latihan terjun payung. Untuk berjalan saja, Sintong harus dibantu tongkat.

Kini dia yang harus memimpin operasi pembebasan sandera itu. Uniknya, Sintong akhirnya memaksakan diri berjalan tanpa tongkat begitu Komandan Kopasandha Brigjen Yogie S Memet memerintahkannya memimpin operasi.

"Masak komandan memimpin operasi militer pakai tongkat," kata Sintong.

Dalam waktu singkat Sintong memilih pasukan yang tersedia di Mako Kopasandha. Seluruh prajurit baret merah yang kelak bernama Kopassus ini bersemangat mengikuti operasi tersebut.

Sintong sadar. Waktu melatih pasukan ini cuma beberapa hari. Selama tim berlatih di Hanggar Garuda, pemerintah Indonesia terus melobi Kerajaan Thailand agar diperbolehkan menggelar operasi militer.

Tanggal 30 Maret 1981 pasukan bertolak ke Bangkok. Sambil menunggu jam 'J' mereka terus berlatih.

Akhirnya lampu hijau diberikan pemerintah Thailand. Pasukan Komando Indonesia diberi izin melakukan operasi militer di Bandara Don Muang. Disepakati waktu penyerangan adalah jam 03.00.

Namun diputuskan waktu penyerangan dimajukan. Dengan sigap para prajurit itu melakukan tugasnya. Lima orang pembajak ditembak mati. Tak ada satu pun sandera yang terluka.

Namun Kapten Pilot Herman Rante dan seorang anggota Kopasandha, Capa Ahmad Kirang juga tertembak. Mereka meninggal beberapa hari kemudian saat dalam perawatan.

Seluruh pasukan antiteror mendapat Bintang Sakti. Sebuah penghargaan tertinggi dalam dunia militer Indonesia. Mereka juga mendapat kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat.

Kelak Kopassus menamakan pasukan antiterornya dengan nama Sat-81 Gultor. Angka 81 ini diambil dari tahun terjadinya peristiwa Woyla.


Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/operasi-woyla-3-menit-paling-menegangkan-dalam-sejarah-kopassus.html

Kisah Pasukan Garuda Selamatkan Tentara Spanyol dari Sergapan Hizbullah

Kontingen Pasukan Garuda di Haiti mendapatkan medali penghargaan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Di Kongo, atas kerja kerasnya membangun jalan raya, pasukan Garuda juga mendapat banyak pujian. Sebagai pasukan penjaga perdamaian di bawah PBB, kiprah Pasukan Garuda memang mendapat tempat di hati masyarakat setempat.

Pasukan Garuda di Libanon juga sempat menyelamatkan pasukan pengintai Spanyol yang sedang melakukan patroli. Saat itu posisi tim Spanyol benar-benar terjepit karena dikejar pasukan Hizbullah.

Kisah ini dimuat dalam buku Kopassus untuk Indonesia yang ditulis Iwan Santosa dan EA Natanegara dan diterbitkan R&W.

Ceritanya saat itu 60 pasukan Spanyol yang mengendarai 10 panser sedang berpatroli rutin. Mereka sempat mengambil foto dokumentasi kabel saluran air yang dicurigai sebagai kabel komunikasi milik Hizbullah. Ternyata aksi mereka diketahui Hizbullah.

Dengan menggunakan 10 motor trail dan mobil, Hizbullah mengejar tentara Spanyol. Mereka menyandang AK-47 dan roket antitank. Tim pengintai Spanyol terpaksa meminta bantuan Kontingen Indonesia.

Untuk mencegah pertempuran darah, akhirnya Spanyol terpaksa menyerahkan memory card kamera tersebut pada Hizbullah disaksikan pasukan Garuda sebagai penengah.

"Anda punya senjata, kami juga punya. Kami tidak takut menghadapi anda," kata Hizbullah galak pada tentara Spanyol.

Maka setelah konflik mereda, anggota Pasukan Garuda menemui para tokoh Hizbullah. Mereka mencoba menerangkan ada kesalahpahaman antara Hizbullah dan Spanyol. Hubungan pasukan TNI dengan warga sekitar Libanon memang dekat. Sikap Pasukan Indonesia yang ramah tamah ternyata mempunyai keuntungan. Apalagi rakyat Libanon dan Indonesia sama-sama beragama Islam.

Setelah pasukan Garuda memberi penerangan, para anggota Hizbullah bisa memahami masalah tersebut. Mereka pun melupakan konflik yang terjadi dengan pasukan Spanyol dari United Nations Interim Force In Lebanon (UNIFIL) ini.

"Kami orang Libanon sebenarnya tidak menghargai dan menghormati UNIFIL karena mereka tidak berpihak secara adil pada orang Libanon selatan. Tetapi kami melakukan ini karena sangat menghormati anda orang Indonesia," kata Hizbullah.

Membanggakan memang.


Sumber:https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-pasukan-garuda-selamatkan-tentara-spanyol-dari-hizbullah.html

Sangat Membanggakan !! Eksperimen Siswa INDONESIA Dikirim ke Antariksa Oleh NASA


Rabu (23/3/2016) pukul 11.05 WIB, dua eksperimen siswa Indonesia diluncurkan ke antariksa dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Perangkat eksperimen tersebut dibawa dengan Cygnus Cargo Freighter di atas roket Atlas 5 menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Salah satu eksperimen yang dibawa ke antariksa dibuat oleh siswa-siswa SMA Unggul Del di Lagubotti, Samosir, Sumatera Utara.

Tim siswa sekolah tersebut ingin mengetahui pertumbuhan ragi di antariksa, mengetahui apakah ada perbedaan dengan di muka bumi.

"Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari how to grow tempe in space," kata JW Saputro yang memimpin proyek pelibatan siswa Indonesia dalam riset antariksa ini.

Satu eksperimen lain yang dikirim ke antariksa berasal dari tim siswa Jakarta dan Bandung. Eksperimen itu untuk mengetahui pertumbuhan padi di antariksa.

Setelah sampai ke antariksa, perangkat eksperimen akan dipindahkan ke Nanoracks, fasilitas penelitian milik United States National Lab di ISS.

Perangkat eksperimen yang dirancang oleh siswa-siswa Indonesia dilengkapi dengan kamera digital dan pengontrol mikro sehingga pertumbuhan padi dan ragi bisa diamati dari wilayah mana pun di bumi yang terhubung internet.

Beberapa hari setelah peluncuran ini, tim siswa akan mulai melakukan pengamatan. Caranya ialah dengan mengunduh foto-foto perkembangan eksperimen yang dikirim langsung dari ISS.

Tim siswa akan mempresentasikan hasil penelitian di Annual Conference of the American Society for Gravitational and Space Research di Washington DC dalam bulan November 2016.

Perangkat eksperimen dari siswa Indonesia diluncurkan bersama sejumlah perangkat canggih lainnya milik NASA, Badan Antariksa Kanada, Badan Antariksa Eropa (ESA), serta Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAEA).

Jepang, misalnya, menyertakan alat sentrifugasi guna mempelajari biologi sel pada kondisi nir-gravitasi. Sementara itu, ESA mengirimkan perangkat ENERGY untuk mempelajari kebutuhan energi bagi astronot untuk perjalanan antariksa jangka panjang.

NASA mengirimkan perangkat eksperimen penting bernama Spacecraft Fire Experiment I (SAFFIRE). Perangkat itu akan mempelajari pembentukan api.

Di situs webnya, NASA menyatakan bahwa riset itu penting untuk mempelajari pola pembentukan api di kondisi nir-gravitasi sehingga berguna bagi perjalanan antariksa masa mendatang.


Sumber: http://sains.kompas.com/read/2016/03/23/17324961/Eksperimen.Siswa.Indonesia.Dikirim.ke.Antariksa.Hari.Ini

Warga Jepang Hormat dan Kagum Kepada Tokoh Indonesia Ini

Bangsa Jepang tersohor dengan kedisiplinan tinggi, otak cerdas, melek teknologi, namun mereka tak lupa menghargai tradisi serta menghormati pendahulu-pendahulunya. Tapi tahukah kamu, ada satu orang Indonesia yang sangat dihormati dan setiap kepala warga Jepang menundukkan kepala padanya? Siapakah orang itu? Dia Panglima Besar Jenderal Sudirman.

Saking kagumnya dengan tokoh berjuluk Pahlawan Gerilya ini, patung Jenderal Sudirman ada di depan kantor kementerian pertahanan di Ibu Kota Tokyo. Patung ini terbuat dari perunggu setinggi 4 meter. Jenderal Sudirman satu-satunya pahlawan dari luar negara itu yang sangat dicintai rakyat Negeri Matahari Terbit ini.


Setiap memperingati hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus, digelar ritual kecil dan meletakkan karangan bunga di kaki patung Jenderal Sudirman. Menurut salah satu pemerhati politik Jepang, Fujii Gemki, Sudirman merupakan sosok penting dalam hubungan Jepang-Indonesia. Melalui Tentara Pembela Tanah Air (PETA) bentukan Jepang, namun dikomandoi Sang Panglima, Indonesia sukses mengusir Belanda dan Inggris. Meski pada akhirnya Sudirman memberontak serta membuat seluruh tentara PETA patuh di bawah perintahnya, namun bagi rakyat Jepang hal itu merupakan keberanian yang luar biasa.

Sumber: http://www.bintang.com/lifestyle/read/2353752/warga-jepang-hormat-dan-tunduk-kepala-kepada-orang-indonesia-ini

Satelit Pertama Bikinan Indonesia Diluncurkan, Tepuk Tangan Membahana


Satelit Lapan A2/Orari telah diluncurkan bersama satelit India, Astrosat. Peluncuran dilakukan dari India dan disaksikan melalui live streaming dari kantor Lapan, Jl Pemuda, Jakarta Timur.

Satelit mulai diluncukan pukul 10.00 waktu India atau 11.30 WIB. Satelit Lapan A2/Orari diluncurkan pada menit ke 1.52. Tampak dari video streaming, satelit Lapan A2/Orari meluncur ke orbit dengan lancar. Tepuk tangan membahana memenuhi ruangan tempat menonton peluncuran tersebut.

Wajah cerah para ilmuwan di India juga terlihat dari video streaming. Mereka juga bertepuk tangan penuh semangat.

"Saat ini ketinggian satelit Lapan sudah 267 km. Kita menuju 650 km," ujar Kepala Lapan Thomas Djamaluddin di Kantor Lapan, Jl Pemuda, Rawamangun, Jaktim, Senin (28/9/2015), sekitar pukul 12.00 WIB.

Perkembangan posisi satelit dapat disaksikan dalam grafik yang diaksea dari India. Hingga saat ini satelit Lapan A2 masih bergerak menuju orbitnya.

Dikutip dari situs LAPAN, LAPAN-A2 merupakan satelit ekuatorial pertama Indonesia yang sepenuhnya hasil pengembangan para peneliti dan perekayasa LAPAN. Seluruh kegiatan perancangan, pembuatan, dan pengujiannya selesai pada Agustus 2012 di dalam negeri. Keberhasilan pembangunan satelit tersebut membangkitkan kepercayaan diri dan kemandirian bangsa.

Pencapaian kemandirian penguasaan teknologi satelit mikro ini juga merupakan langkah maju setelah sebelumnya berhasil melaksanakan program pembangunan satelit LAPAN-A1/ LAPAN-TUBSAT, hasil kerja sama dengan TU Berlin, Jerman. LAPAN-A1 telah diluncurkan pada 2007 yang saat ini masih berada di orbit pada ketinggian 630 kilometer, namun masa operasionalnya telah berakhir pada 2013.

LAPAN-A2 akan diorbitkan dekat ekuator dengan inklinasi enam derajat pada ketinggian 650 kilometer dari permukaan Bumi. Dengan orbit dekat ekuatorial, LAPAN-A2 akan melintasi wilayah Indonesia 14 kali setiap hari dengan periode orbit 100 menit. Dengan demikian, satelit ini dapat mendukung pemantauan wilayah nusantara dari luar angkasa. Satelit tersebut akan bergerak di cakupan enam derajat Lintang Selatan hingga enam derajat Lintang Utara.

Satelit berbobot 78 kilogram dan berdimensi 500 x 470 x 380 milimeter tersebut membawa misi pemantauan permukaan bumi, identifikasi kapal laut, dan komunikasi radio amatir. Untuk misi pemantauan wilayah RI, satelit LAPAN-A2 membawa kamera video analog dengan resolusi lima meter dan kamera digital dengan resolusi 3,5 meter.

Untuk menjalankan misi pemantauan lalu lintas kapal, operasi keamanan laut, perikanan, dan eksplorasi sumber daya kelautan Indonesia, satelit dilengkapi dengan Automatic Identification System (AIS). Teknologi ini dapat mendeteksi ribuan kapal dengan cakupan area pengamatan mencapai ribuan kilometer. Sementara itu, misi komunikasi amatir pada LAPAN-A2 bertujuan untuk komunikasi pada kondisi darurat bencana dan kegiatan radio amatir dalam mendukung kepentingan nasional.

Dalam berkomunikasi dengan stasiun bumi, LAPAN-A2 menggunakan frekuensi UHF dan S-Band. Untuk sistem kontrol perilaku, satelit ini juga dilengkapi dengan tiga wheel/ fiber optic laser gyros dalam axis orthogonal, dua CCD star sensor, tiga magnetic coils, enam panel surya tunggal untuk sensor matahari, dan 3 axis magnetic fields sensor.

Sinyal pertama LAPAN-A2 akan diterima oleh satelit bumi LAPAN di Rancabungur Bogor pada 28 September 2015 pukul 13.18 WIB hingga 13.32 WIB. Data pertama yang akan diterima oleh LAPAN-A2 yaitu Power Control Unit Telemetry. Data tersebut terdiri dari informasi mengenai konsumsi daya listrik tiap komponen satelit, data sensor matahari pada enam sisi satelit, temperature tiap komponen satelit, dan timer sejak satelit mengalami separasi.

Pembangunan LAPAN-A2 ini merupakan upaya Indonesia melalui LAPAN untuk dapat menguasai teknologi satelit secara mandiri. Selanjutnya, LAPAN juga sedang menyiapkan peluncuran satelit generasi berikutnya, LAPAN-A3, yang akan memiliki fitur dan misi yang lebih baik dari LAPAN-A2. Di masa depan, LAPAN juga sedang menyiapkan diri untuk membangun satelit-satelit operasional melalui konsorsium nasional.


Sumber: http://news.detik.com/berita/3029635/satelit-pertama-bikinan-indonesia-diluncurkan-tepuk-tangan-membahana

Dulu Saat WNI Akan Dihukum Mati, Marinir TNI AL Mau Serang Singapura


Ada kisah menarik dulu saat dua warga Indonesia dihukum gantung di Singapura. Pemerintah Indonesia marah besar. Marinir TNI AL yang dulu bernama Korps Komando Operasi Angkatan Laut bahkan siap menyerang Singapura.

Ceritanya, Dua prajurit KKO Sersan Harun dan Kopral Usman digantung pemerintah Singapura saat konfrontasi Dwikora tahun 1968.

Periode 1960an, pemerintahan Soekarno memang gerah dengan pembentukan Negara Malaysia. Singapura yang anggota persemakmuran Inggris ini juga dianggap pangkalan Blok Barat yang dapat mengancam Republik Indonesia.

Soekarno mengirim ribuan sukarelawan untuk bertempur di perbatasan Kalimantan dan Serawak. Berbagai operasi intelijen juga digelar di Selat Malaka dan Singapura. Tujuannya untuk mengganggu stabilitas keamanan di Singapura.

Adalah Usman dan Harun, dua anggota satuan elite KKO yang ditugaskan untuk mengebom pusat keramaian di Jl Orchard, Singapura. Mereka berhasil menyusup ke Mac Donald House dan meledakkan bom waktu di pusat perkantoran yang digunakan Hongkong and Shanghai Bank itu. Ledakan dahsyat itu menghancurkan gedung tersebut dan gedung-gedung sekitarnya. Tiga orang tewas sementara 33 orang terluka parah. Beberapa mobil di Jl Orchard hancur berantakan. Peristiwa itu terjadi 10 Maret 1965.

Setelah menyelesaikan misinya, Usman dan Harun berusaha keluar Singapura. Mereka berusaha menumpang kapal-kapal dagang yang hendak meninggalkan Singapura namun tidak berhasil. Pemerintah Singapura telah mengerahkan seluruh armadanya untuk memblokir Selat Malaka. Hampir tidak ada kesempatan untuk kabur.

Usman dan Harun kemudian mengambil alih sebuah kapal motor. Malang, di tengah laut kapal ini mogok. Mereka pun tidak bisa lari dan ditangkap patroli Singapura.

Keduanya dijebloskan ke penjara. Hakim mengganjar mereka dengan hukuman gantung atas kasus pembunuhan, penggunaan bahan peledak dan melakukan tindakan terorisme. Pemerintah Indonesia mencoba banding dan mengupayakan semua bantuan hukum dan diplomasi. Gagal, semuanya ditolak Singapura.

Suatu pagi, selepas subuh tanggal 17 Oktober 1968, keduanya dikeluarkan dari sel mereka. Dengan tangan terborgol dua prajurit ini dibawa ke tiang gantungan. Tepat pukul 06.00 waktu setempat, keduanya tewas di tiang gantungan.

Presiden Soeharto langsung memberikan gelar pahlawan nasional untuk keduanya. Sebuah Hercules diterbangkan untuk menjemput jenazah Usman dan Harun. Pangkat mereka dinaikkan satu tingkat secara anumerta. Mereka juga mendapat bintang sakti, penghargaan paling tinggi di republik ini.

Setelah tiba di Jakarta, hampir satu juta orang mengiringi jenazah mereka dari Kemayoran, Markas Hankam hingga Taman Makam Pahlawan Kalibata. Semuanya menangisi nasib dua prajurit ini dan mengutuk Singapura. Pasukan KKO yang merasa paling kehilangan dua anggotanya.

"Jika diperintahkan KKO siap merebut Singapura," ujar Komandan KKO, Mayjen Mukiyat geram di depan jenazah anak buahnya.

Tapi hal itu tidak terjadi. Presiden Soeharto enggan meneruskan konflik dengan Malaysia dan Singapura. Namun Soeharto tidak membiarkan peristiwa ini berlalu begitu saja. Saat Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew akan berkunjung ke Indonesia, Soeharto mengajukan syarat. Orang nomor satu Singapura itu harus menaburkan bunga di makam Harun dan Usman. Hal itu disetujui oleh Perdana Menteri Lee. Hubungan Indonesia dan Singapura pun akhirnya membaik.


Sumber:https://www.merdeka.com/peristiwa/dulu-saat-wni-dihukum-mati-marinir-tni-al-mau-serang-singapura.html

Keberanian TNI AL Serang Kapal Perang Canggih Portugal


Soal keberanian pasukan TNI memang tak diragukan lagi. Banyak cerita heroik aksi berani di tengah keterbatasan. Cerita soal para awak kapal KRI Pattimura ini salah satunya.

Saat itu tahun 1975, Kondisi di sekitar perbatasan Indonesia dan Timor Portugis (kini Timor Leste), berlangsung tegang. Apalagi Portugal sudah menarik diri, dan membiarkan wilayah ini di ambang perang saudara.

Situasi semakin tidak terkendali, baku tembak antara massa pro-Indonesia dan pro-kemerdekaan bahkan pro-kolonialisasi terus terjadi. Jenazah dilaporkan bergeletakan hampir di setiap sisi jalan.

Kejadian itu membuat Indonesia waspada, bahkan mengirimkan kapal perangnya untuk menggelar patroli tempur dan mengawasi setiap pergerakan yang mencurigakan di sekitar Laut Timor. Medan tugas yang diberikan meliputi bagian Timur Portugal hingga Pulau Atauro.

Dalam patroli laut tersebut, kapal-kapal perang Indonesia sering kali berpapasan dengan armada tempur Portugal. Kedua belah pihak saling bertegur sapa dan menghindari provokasi yang dapat menimbulkan kerugian bagi Indonesia maupun Portugal.

Namun, akhirnya terjadi beberapa minggu sebelum invansi terhadap Timor Leste berlangsung. Seperti biasanya, KRI Pattimura dan beberapa kala lainnya sedang lego jangkar di Atapupu. Dari kejauhan, terlihat bayang-bayang kapal perang dengan kecepatan tinggi mendekati kapal-kapal Indonesia.

Melihat situasi tersebut, awak KRI Pattimura segera siaga. Bahkan, Komandan Satgas Amfibi Kosgasgab (Komando Tugas Gabungan) Kolonel Laut Gatot Suwardi lompat ke dalam kapal dan memerintahkan anak buahnya siap tempur dan mengarahkan senjatanya ke arah kapal yang kemudian diketahui F488 Afonso Cercueira.

KRI Pattimura segera menarik sauh dan memacu kecepatan maksimum ke arah kapal perang milik Portugal tersebut. Melihat KRI mencoba melakukan perlawanan, kapal tersebut berbalik arah dan menambah kecepatannya hingga 22 knots, sedangkan kecepatan maksimal KRI Pattimura hanya 14 knots.

Kisah itu tertuang dalam 'Mengawali Integrasi Mengusung Reformasi: Pengabdian Alumni Akabri Pertama 1970' terbitan Kasta Hasta Pustaka tahun 2012.

Saat itu KRI Pattimura sebenarnya tidak benar-benar siap dalam pertempuran laut. Ketika itu, dua meriam utama 3 inci tidak siap melakukan penembakan. Hanya dua meriam kembar 37 mm yang bisa menembak, dan itupun hanya untuk menghadapi serangan udara.

Meski menghadapi kekurangan tersebut, namun awak KRI Pattimura seakan tidak peduli. Mereka semangat berpikir akan terlibat dalam pertempuran laut yang sebenarnya.

"Kami semua di atas kapal rasanya mau perang laut beneran," kata awak KRI Pattimura, Lettu Laut Frits AC Mantiri.

Tak hanya itu, melihat perbedaan kekuatan yang dimiliki KRI Pattimura dengan fregat milik Portugal tersebut sempat membuat perwira kapal berseloroh, setelah ketegangan mereda.

"He, kalian tahu bila terjadi kontak senjata tadi? Nanti akan ada kompleks perumahan Angkatan laut yang jalan-jalannya bernama Jalan Fred Lonan, Jalan Radiman Satriyanto, Jalan Amran karena kita semua mati konyol," kata perwira berpangkat mayor itu pada para juniornya.

Ucapan itu tak lepas dari kondisi KRI Pattimura yang serba minim. Termasuk meriam utama macet.

Bandingkan dengan Afonso Cercueira fregat milik Portugal yang merupakan jenis terbaru sesuai standar NATO dan memiliki empat meriam utama kaliber 100 mm yang serba otomatis. Ada juga dua senjata tambahan berupa Bofors L70. Jika misalkan benar-benar terjadi pertempuran, jelas sangat tak imbang.

Namun kontak senjata tak terjadi. Para awak kapal Portugis keburu takut melihat keberanian TNI AL.


Sumber:https://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-keberanian-tni-al-mau-serang-kapal-perang-canggih-portugal.html

Inilah Pasukan Khusus Indonesia yang Lebih Hebat dari SWAT

Kita boleh kagum pada SWAT, pasukan elit asla Amerika yang tersohor. Seragam Hitam, senapan M16 di pundak, helm serta kacamata hitam pekat, dan rompi anti peluru berlabel SWAT. Tak disangkal penampilan pasukan khusus milik Amerika ini memang sangat memukau. Tak hanya soal penampilan serta peralatan mematikan, kiprah mereka juga benar-benar hebat dan mungkin sudah ratusan misi berhasil dilakukan dengan gemilang. Sehingga tak heran jika SWAT ini pun jadi contoh untuk diimplementasikan di negara-negara lain.

Perlu diketahui adalah Indonesia juga punya satuan yang tak kalah mematikan dari kebanggaan Amerika itu. Bernama Brimob, ini adalah korps andalan pemerintah yang juga tak kalah gahar dilihat dari sisi mana pun. Pamor Brimob bahkan sangat melegenda dengan berbagai konflik yang berhasil diredam oleh para pasukan spesial ini dengan sempurna.

Brigade Mobil atau sering disingkat Brimob adalah unit (Korps) tertua di dalam Kepolisian Republik Indonesia (Polri) karena mengawali pembentukan kepolisian Indonesia pada tahun 1945. Korps ini dikenal sebagai Korps Baret Biru Tua.

Brimob termasuk satuan elit (pasukan khusus) dalam jajaran kesatuan Polri, Brimob juga tergolong ke dalam sebuah unit paramiliter ditinjau dari tanggung jawab dan lingkup tugas kepolisian.

Nah, jika dibuat semacam perbandingan antara Brimob dan SWAT, manakah yang lebih unggul? Kita bisa membusungkan dada karena Brimob tak kalah hebat dari pasukan khusus Amerika tersebut. Berikut adalah fakta-faktanya.

1. Kualifikasi Brimob Sama Ketatnya Dengan SWAT

Brimob adalah pasukan khusus, sama seperti detasemen militer khusus yang dimiliki TNI seperti Paskhas dan sebagainya. Jadi, artinya hanya yang benar-benar kompeten serta lolos kualifikasi saja yang bisa masuk ke dalam pasukan ini dan menjadi anggota. Proses rekrutmennya sendiri bisa dibilang lebih ganas jika dibandingkan awal masuk kepolisian.latihan-brimobBrimob sendiri memang harus punya kemampuan lebih karena tugas mereka sangat vital. Terutama dalam mengamankan kota, tokoh-tokoh penting, sampai menahan huru-hara. Ada begitu banyak proses yang harus dilalui termasuk ditempa oleh para pasukan elite, hingga akhirnya bisa menyandang baret biru kebanggaan Brimob.

2. Misi Brimob Tak Kalah Mencekam

Dalam sejarah perjuangan Indonesia, Brimob sudah melakukan banyak sekali misi-misi berbahaya. Misalnya saja Pertempuran 10 November 1945 ketika itu korps ini masih bernama Pasukan Polisi Istimewa. Brimob juga pernah ditugaskan menumpas separatis yang mengancam stabilitas negara, misalnya Andi Aziz, DI/TII, RMS, dan juga PRRI.latihan-tempur-brimobBrimob juga yang pernah bikin Malaysia ketar-ketir pada konflik 1963. Korps ini juga terlibat penuh dalam pergolakan di Timor Timur pada tahun 1975. Pasukan militer Indonesia memang berjasa besar, tapi Brimob juga punya kiprahnya sendiri yang tak kalah penting bagi Indonesia.

3. Brimob Dibekali Dengan Persenjataan Modern

Sebagai pasukan istimewa, maka sudah bukan hal yang mengherankan lagi kalau Brimob punya senjata yang mematikan pula. Ada berbagai senjata taktis yang selalu dipakai oleh korps satu ini. Misalnya saja M4 buatan Amerika. Senapan ini hampir sama seperti M16 namun punya kelebihannya sendiri. Misalnya tak perlu mekanisme susah ketika memasukkan bracket peluru dan juga tahan panas. Dikatakan pula jika senjata ini lebih nyaman digunakan dari yang lainnya.senjata-brimobSS1 juga merupakan senjata andalan Brimob ketika bertugas. Senapan ini konon mampu menembak akurat dalam jarak ratusan meter. Kontruksinya sendiri juga kokoh dan bisa digunakan di banyak medan. Yang bikin bangga, SS1 adalah senjata yang dibuat oleh Pindad. Meskipun lokal, kemampuan SS1 sangat diakui dunia. Tak hanya dua senjata mematikan ini, Brimob juga kadang menggunakan AK101 yang merupakan generasi berikutnya dari sang legenda AK47.

4. Brimob Punya Keahlian Kompleks yang Jarang Dimiliki

Ungkapan populer mengatakan jika senjata bagus takkan pernah bisa mematikan jika pemegangnya tidak mendukung. Hal ini memang benar adanya. Sebagus apa pun sebuah senjata harus diimbangi oleh skill pemakainya yang handal. Dalam hal ini, Brimob sudah memenuhi syarat tersebut.aksi-brimobSeperti yang dijelaskan sebelumnya, kualifikasi Brimob berbeda dari polisi biasa. Mereka ditempa sedemikian rupa untuk menghadapi misi yang lebih besar. Tugas Brimob sendiri adalah antiteror, sehingga mereka dibekali kemampuan khusus yang sangat beragam. Mulai penyelamatan sandera, menjinakkan bom, mengatasi huru-hara, mengepung perampokan, serta masalah-masalah yang dekat hubungannya dengan masyarakat. Brimob bahkan konon memiliki kemampuan Raider TNI yang mematikan itu. Hanya saja keduanya berada di ranah yang berbeda.

Tak perlu mengagumi SWAT berlebihan kalau kita punya tandingan yang tak kalah hebat seperti Brimob. Harapannya, semoga detasemen satu ini makin meningkatkan kemampuan mereka sehingga bisa mampu mengatasi kejahatan dan terorisme dengan lebih sempurna lagi. Makin berkualitas maka jaminan aman sudah pasti besar pula.

Sumber: (liputan co id, wikipedia)

SALUT!! Kontributor Pasukan Perdamaian PBB, Indonesia Nomor Berapa?

Pasukan Perdamaian PBB terdiri dari pasukan dari negara-negara di seluruh dunia. Indonesia berhasil menjadi kontributor terbesar ke-10 pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB dari 124 negara penyumbang pasukan.

Capaian penting ini tercatat dalam Daftar Peringkat Negara Kontributor Pasukan ke Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB yang diterbitkan PBB pada 17 Maret 2016, demikian rilis resmi Kementrian Luar Negeri RI, yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Selasa (22/3).


Indonesia saat ini menugaskan 2.843 personel TNI dan POLRI yang bertugas di 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB, yaitu UNIFIL (Lebanon), UNAMID (Darfur,Sudan), MINUSCA (Repubik Afrika Tengah), MONUSCO (Republik Demokratik Kongo), MINUSMA (Mali), MINURSO (Sahara Barat), MINUSTAH (Haiti), UNMIL (Liberia), UNMISS (Sudan Selatan), dan UNISFA (Abyei, Sudan).

Kontribusi pasukan Indonesia ke Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB merupakan wujud pelaksanaan mandat Konstitusi yang mengamanatkan Indonesia untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia”.
Pengiriman pasukan perdamaian PBB juga merupakan instrumen pencapaian politik luar negeri sekaligus sebagai sarana peningkatan kapasitas dan profesionalisme personel TNI dan POLRI.

Capaian ini merupakan bagian dari upaya mewujudkan Vision 4.000 Peacekeepers yang tertuang dalam RPJMN (2015-2019).
Sejalan dengan visi tersebut, Indonesia akan terus memperkuat langkah-langkah untuk merealisasikan pengiriman satu batalyon komposit (800 personel), satu Formed Police Unit (140 personel) personel dan 100 Individual Police Officers pada tahun 2016, sebagai bagian dari pledge kontribusi yang disampaikan Wakil Presiden RI pada Leaders’ Summit on Peacekeeping di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-70 tahun 2015 di New York, Amerika Serikat.

SUMBER: http://mirajnews.com/id/indonesia-kontributor-terbesar-ke-10-pasukan-pemelihara-perdamaian-pbb/107148/

KEREN! Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu TOLAK Bantuan Dana AS 26,5 Milyar


Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menolak bantuan Pentagon senilai USD 2 juta atau setara Rp 26,5 miliar dari Pentagon untuk Kerja sama Keamanan Maritim Asia Tenggara (MSI) di Laut Cina Selatan. Menurut Ryamizard, saat ini pemerintah masih mampu menggunakan anggaran sendiri untuk alat utama sistem pertahanan.

"Enggak usah, saya sampaikan terima kasih. Kita masih ada lah kalau buat gitu-gitu saja," kata Ryamizard di Kantornya, Jakarta, Rabu (13/4). Namun dia mengakui bantuan program bernama Kerja Sama Keamanan Maritim Asia Tenggara juga tak hanya Amerika Serikat, tapi China dan Singapura juga ingin membantu Indonesia.

Akan tetapi, pemerintah Indonesia menolak bantuan itu karena anggaran militer sudah ditentukan. "Negara kita besar mampu. Natuna terutama, kita juga enggak perang sama siapa? Teroris? Bencana? Enggak perlu sebesar itu," kata dia. Seperti diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat dalam laporan yang dilansir the Diplomat, Minggu (10/4), menggelontorkan dana besar untuk peningkatan kapasitas militer negara-negara Asia Tenggara. Tujuan pemberian bantuan ini dalam rangka menghadang pengaruh China di Laut China Selatan. Anggaran ini masuk dalam program bernama Kerja sama Keamanan Maritim Asia Tenggara (MSI). Indonesia, dalam dokumen yang sudah disetujui Kongres AS ini, turut memperoleh bantuan senilai USD 2 juta (setara Rp 26,5 miliar) dari Pentagon.

Kendati Indonesia bukanlah negara yang terlibat langsung dalam sengketa wilayah Laut China Selatan, namun AS merasa armada laut Indonesia dapat berperan besar menjadi penyeimbang kekuatan di kawasan. Saat dikonfirmasi terpisah, Ash Carter selaku Menteri Pertahanan AS, membenarkan kucuran dana tersebut. "Kami ingin negara-negara mitra AS di kawasan Asia Tenggara menjadi lebih kuat dan mandiri dalam hal pertahanan. Untuk mencapai tujuan itu, kami harus lebih aktif memberi pendampingan dan peningkatan kapasitas keamanan maritim," ujarnya.

Malaysia, dalam posisi netral seperti Indonesia untuk urusan Laut China Selatan, menerima bantuan lebih besar mencapai USD 3 juta. Dua negara ini dianggap perlu memperoleh sokongan Negeri Paman Sam, karena wilayah laut masing-masing kerap dimasuki oleh nelayan asal Tiongkok secara ilegal. Indonesia pada 20 Maret lalu berkonflik dengan China, lantaran kapal penjaga laut Tiongkok berusaha membebaskan paksa kapal nelayan mereka yang ditangkap dekat ZEE Natuna. Malaysia pun belum lama mengalami pencurian ikan skala massif, dengan masuknya 100 kapal Tiongkok dekat perairan Sabah.(*)

sumber : indosejati.com

Negara Barat Khawatir Indonesia Bisa Kembangkan Nuklir, Mengapa?


Tidak selamanya limbah radioaktif berbahaya. Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan limbah radioaktif justru bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar baru.

Djarot bahkan menyebutkan banyak negara besar khawatir jika Indonesia bisa memanfaatkan potensi ini. Pasalnya jika diolah lebih lanjut limbah radioaktif bisa dimanfaatkan sebagai senjata nuklir.

"Bahan limbah radioaktif bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar baru. Itu yang ditakuti banyak negara besar kalau Indonesia bisa mengolahnya karena disitu bisa dihasilkan plutonium dan uranium yang punya potensi sebagai senjata nuklir," kata Djarot di sela Training Meeting on Best Practices in the Uranium Production Cycle From Exploration through to Mining di Jakarta, Selasa (14/10).

Indonesia diakui Djarot sejatinya memiliki keahlian untuk itu. Hanya hingga saat ini belum ada kebijakan yang memperbolehkan Indonesia untuk melakukannya. Peraturan pemerintah menyebutkan Indonesia tak mengizinkan adanya eksploitasi terhadap bahan galian nuklir seperti uranium dan thorium. Sehingga kemampuan tersebut tidak berkembang.

Salah satu limbah radioaktif yang berpotensi tinggi adalah limbah bekas bahan bakar. Limbah ini menjadi bahan strategis dimasa mendatang sebagai pasokan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Saat ini Djarot menambahkan semua limbah radioaktif yang dihasilkan seperti dari rumah sakit, kegiatan penambangan, dan industri pembuatan kertas disimpan di lahan Batan di Serpong, Tangerang. Lahan yang disediakan seluas empat kali lapangan badminton.

"Jadi kita mau lihat prespektif limbah sebagai sampah atau potensi bahan bakar baru. Tapi memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari keselamatannya," katanya.


Sumber:http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/10/15/ndg2ug-negara-barat-khawatir-indonesia-bisa-kembangkan-nuklir-mengapa

Manuver Jet Tempur Indonesia Buat Rusia Berdecak Kagum


Pemerintah Rusia melalui Duta Besar (Dubes)-nya di Indonesia, Mikhael Y Galuzin, berdecak kagum dengan manuver tentara Indonesia dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-70 Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dubes Rusia itu hadir menyaksikan langsung manuver-manuver tentara Indonesia di Cilegon, Banten, kemarin.

”Saya kagum oleh parade demonstrasi yang ditunjukkan. Sangat teknikal, mereka hebat, ada banyak sekali pertunjukan,” ucap Galuzin dalam jumpa pers di bilangan Kuningan, Jakarta, pada Selasa.

Dia mengaku senang ada alutsista Rusia yang digunakan TNI Angkatan Udara dalam peringatan tersebut. Seperti diketahui, salah satu jenis pesawat tempur yang digunakan oleh TNI AU dalam manuvernya kemarin adalah pesawat jet tempur Sukhoi Su-24 buatan Rusia.

Selain Sukhoi, TNI Angkatan Laut juga menggunakan beberapa kendaraan tempur Rusia dalam aksi kemarin. Salah satunya, kendaraan lapis baja jenis Armored Persoben Vehicles atau APV.

”Bangga melihat TNI Aangkatan Laut  mempersembahkan pertujunkan tersebut. Hubungan keduanya (Indonesia dan Rusia) sangat baik dan saling menguntungkan. Ada masa depan yang sangat cerah di bidang kerjasama militer kedua negara,” imbuh diplomat senior Rusia itu.


Sumber:http://international.sindonews.com/read/1050848/40/manuver-tentara-indonesia-buat-rusia-berdecak-kagum-1444124141

Belanda dan Inggris Protes ke Indonesia Karena Kapal Perang Hilang


Belanda telah mengirimkan protes kepada Indonesia terkait dengan hilangnya bangkai kapal perang negara itu di Laut Jawa, yang tenggelam pada Februari 1942.

Media Jerman, Deutche Welle, dalam edisi Kamis (17/11/2016), melaporkan, Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert telah melayangkan protes kepada Indonesia.

Kementerian mengatakan, tiga kapal marinir Belanda tenggelam di Laut Jawa dalam pertempuran dengan Jepang pada Februari 1942.

Dalam perang laut besar melawan Jepang di Laut Jawa tahun 1942, Belanda kehilangan 1.200 pelaut.

Kini, menjelang peringatan 75 tahun peristiwa itu, Belanda ingin merayakan dan mendirikan monumen peringatan.

Namun, ternyata bangkai-bangkai kapal itu sudah tidak ada di tempatnya ditemukan dulu. Padahal, hampir 15 tahun lalu, penyelam menemukan bangkai ketiga kapal itu di dasar Laut Jawa.

Tim penyelam hanya menemukan jejak-jejak tenggelamnya kapal, tetapi kapalnya sendiri tidak ada lagi.

Beberapa nelayan lokal mengatakan kepada televisi Belanda, kemungkinan bangkai kapal sudah ditarik ke darat dan dipereteli warga untuk dijual lagi.

Kapal marinir itu adalah Hr Ms Kortenaer, Hr Ms Java, dan kapal perang andalan Hr Ms De Ruyter yang panjangnya 170 meter.

Menteri Pertahanan Belanda Jeanine Hennis-Plasschaert telah melayangkan protes kepada Indonesia.

"Ini adalah lokasi kuburan militer, dan mereka harus dihormati," kata Jeanine Hennis-Plasschaert di televisi Belanda, Rabu (16/11/2016).

Dia menuntut penyelidikan penuh atas apa yang terjadi dengan bangkai kapal-kapal itu.

Tidak hanya Belanda yang kehilangan kapal perangnya.

Inggris juga mendesak pemerintah Indonesia untuk menyelidiki keberadaan bangkai kapal Angkatan Laut Inggris yang juga tenggelam dalam perang laut besar tahun 1942 itu.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan di London, pemerintahnya terkejut dengan berita hilangnya bangkai sejumlah kapal Royal Navy yang tampaknya telah diambil secara ilegal dan dijual sebagai besi tua.

Sebelumnya, harian Inggris Guardian melaporkan bahwa tiga kapal Inggris dan satu kapal selam AS sudah dipereteli secara ilegal oleh pemulung besi tua.

Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, sebuah tim investigasi internasional kini sudah dibentuk dan sedang melakukan penyelidikan.

Dua tahun lalu, militer AS juga menyatakan adanya "gangguan ilegal terhadap lokasi kuburan militer" di Laut Jawa.

Yang dimaksud adalah bangkai kapal USS Houston, yang tenggelam di Selat Sunda dengan 650 sedadu dan pelaut.

Februari 1942, sekutu Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia berusaha menghadang invasi militer Jepang ke Pulau Jawa.

Upaya mereka gagal. Dari 17 kapal perang yang dikerahkan sekutu, 10 kapal ditenggelamkan Jepang, yang kemudian menguasai Jawa.

Laut di sekitar Indonesia, Malaysia, dan Singapura menjadi kuburan bagi lebih dari 100 kapal dan kapal selam selama Perang Dunia II.

Sumber:http://internasional.kompas.com/read/2016/11/18/08300091/kapal.perang.hilang.di.laut.jawa.belanda.dan.inggris.protes.ke.indonesia

DAHSYAT !!! Kekuatan Marinir Indonesia Masuk Tiga Besar di Dunia


Hubungan Indonesia dan China sebagai salah satu negara maju, selama ini cukup terjalin baik. Salah satunya adalah dalam proyek pembangunan kereta cepat. Hal ini berjalan seiring disetujuinya tiga poin perjanjian kerja sama yang diajukan oleh pihak Indonesia, seperti pola b-to-b (business to business), tanpa dampingan pemerintah, dan tanpa menggunakan APBN.

Belum lagi, dengan disepakatinya perjanjian kerja sama pembangunan kereta cepat itu, Indonesia juga memberikan izin pembangunan pabrik alumunium kepada China. Hal ini bertujuan agar produksi bauksit menjadi lebih bernilai ekonomis, ketika harus dijual dalam bentuk barang setengah jadi seperti alumunium tersebut.

Namun, hubungan kerjasama yang baik ini tak lantas menjadikan China lebih menghargai Indonesia, terutama dalam masalah kedaulatan batas wilayah. Polemik pencurian ikan dan pelanggaran wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) masih kerap terjadi, bahkan hingga kasus terakhir di perairan Natuna.

Di tahun 2016 ini saja, untuk kedua kalinya telah terjadi insiden yang melibatkan kapal sipil China dengan kapal militer Indonesia. Pada Jumat (17/6) lalu, patroli TNI AL memergoki 12 kapal ikan asing di kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Natuna.

Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menyatakan, belasan kapal ikan asing tersebut diyakini TNI AL sedang melempar jaring, untuk melakukan pencurian ikan. Hingga akhirnya, kapal KRI Imam Bonjol pun dikerahkan untuk menangkap mereka.

"Kapal TNI meminta agar kapal tersebut mematikan mesin. Baik melalui radio komunikasi maupun pengeras suara. Permintaan tersebut diabaikan dan kapal ikan asing menambah kecepatannya," ungkap Retno saat menceritakan kronologi kejadian di hadapan Komisi I DPR RI.

Tak bergeming dengan peringatan dari TNI AL, kapal pencuri ikan itu pun berusaha kabur. Dari belasan target operasi, hanya satu kapal asing yang berhasil diberhentikan dengan 7 orang ABK penumpangnya.

"Semuanya dilakukan sesuai prosedur, sebagai langkah penegakan hukum di wilayah ZEE Indonesia," kata Retno.

Merasa tak terima dengan perlakuan pihak Indonesia tersebut, pemerintah China pun mengirim nota protes karena mengaku nelayan sipil mereka ditembak oleh TNI AL.

Hua Chunying, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, bersikeras membantah bahwa belasan kapal itu tidak melanggar ZEE Indonesia di Natuna. Mereka mengklaim berada di wilayah perairan tradisional selama ini, dan mengaku bahwa para nelayannya yang terluka akibat tembakan TNI AL sedang dirawat di Pulau Hainan.

"Insiden itu terjadi di wilayah yang klaimnya tumpang tindih," kata Chunying seperti dikutip Kantor Berita Reuters.

Atas komentar Chunying tersebut, Menlu Retno pun kembali menyikapinya dengan menyatakan bahwa ZEE kawasan Natuna sudah sangat jelas, dengan mengacu pada Konvensi Hukum Laut PBB (UNCLOS).

"Berdasarkan UNCLOS, RI hanya memiliki tumpang-tindih ZEE dengan Vietnam dan Malaysia," kata Retno.

Insiden akhir pekan lalu menjadi tamparan pemerintah RI. Pada April 2016, delegasi Beijing datang ke Jakarta untuk menyelesaikan persoalan di Natuna. Pemicunya adalah insiden bulan Maret lalu, ketika Kapal KM Kway Fey 10078 berbendera China ketahuan mencuri ikan di Natuna, hingga akhirnya diusir oleh Patroli TNI AL.

Bahkan, saat hendak ditangkap, kapal penjaga perbatasan China itu malah menabrak kapal TNI, hingga akhirnya lolos kembali ke wilayah perairan mereka.

Kedua negara saat itu bersepakat menurunkan tensi. Namun, ketika sekarang nelayan China kembali berulah dan lagi-lagi dilindungi oleh pemerintah Beijing, Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan pun mengaku bahwa jajarannya sedang menyiapkan langkah-langkah guna penyelesaian polemik tersebut.

Luhut menilai, upaya diplomasi akan lebih dikedepankan, karena pendekatan agresif dalam merespon kelakuan China di Natuna itu sama sekali bukan pilihan bijak.

"Kami enggak mau ada ribut dengan China," kata Luhut.


Sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/sudah-dikasih-jatah-proyek-kereta-cepat-china-masih-belagu.html

Karena Aksinya, Menteri Susi Dimusuhi Orang Thailand


Popularitas Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merambah hingga ke Thailand. Nama Menteri Susi kerap diperbincangkan para nelayan di Negeri Gajah Putih itu di berbagai kesempatan.

Tempo mengunjungi tiga provinsi di Thailand yang terkenal dengan pelabuhan dan kapal – kapal ikannya. Di sana, tiap awal kapal ikan yang ditemui, menyebut nama Susi. “Sejak ada Susi kami susah mencari ikan,” kata Ileun Chuk, 61 tahun, saat ditemui di pelabuhan Mahachai, Samut Sakhon, akhir Januari kemarin.

Ileun sudah 20 tahun mencari ikan di sekitar Benjina, Tual, dan Merauke. Itu sebabnya ia bisa bahasa Indonesia meski sepotong – sepotong. Ia nakhoda kapal Antasena 321 yang berukuran sekitar 200 gross tones milik pengusaha Thailand. Saat ini, katanya, ada calo di Jakarta yang tengah mengurus surat izin kapalnya. “Tapi kami mungkin tidak bisa ke Indonesia lagi,” katanya.

Sekitar 2 kilometer dari lokasi Ileun memperbaiki kapalnya, Tempo bertemu dengan Saneh, 45 tahun. Ia seorang kepala kapal mesin, jabatan orang nomor dua setelah nakhoda, di atas kapal. Saneh bahkan menepuk jidatnya sambil menyebut nama Menteri Susi. “Kami susah, nelayan di Indonesia juga susah,” katanya dengan bahasa Indonesia yang nyaris fasih karena sudah hampir 20 tahun melaut ke Indonesia.

Menteri Susi lewat Peraturan Menteri Nomor 56/2014 memoratorium izin kapal – kapal eks asing yang selama ini mencari ikan di Indonesia. Khususnya kapal asal Thailand dan Cina. Moratorium itu berlaku sejak 3 November 2014 hingga 30 April 2015 dan direncanakan akan diperpanjang.

Di dermaga sekitar Pak Nam, Provinsi Samut Prakan, Tempo bertemu Sei, 46 tahun. Ia mengaku kesal dengan Susi. Akibat moratorium itu, hampir empat bulan ia luntang - lantung tidak ada pekerjaan. Ia kerap bertugas sebagai tekong--semacam mandor bagi awak kapal. “Menteri Susi bikin rezeki kami susah,” kata Sei sambil menunjukkan jempol dibalik.

Di Provinsi Songkhla, Nama Susi juga berkibar. Monthe, pemilik kapal KM Graha Mina 08 langsung menyebut nama Susi saat Tempo memperkenalkan diri dari Indonesia. “Kami hanya bisa mencari ikan di Thailand gara – gara Susi,” katanya.

Menteri Susi tertawa saat Tempo menceritakan popularitas namanya. Ia tidak peduli dengan tanggapan dan komentar para nelayan itu. Baginya, nelayan - nelayan asing sudah terlalu banyak mengeksploitasi laut Indonesia dan tidak memberikan kesempatan bagi nelayan lokal. “Biar saja mereka marah, yang penting nelayan kita sejahtera,” katanya dua pekan lalu.

Sumber:Tempo.co

Segera Mengudara, Pesawat R-80 Ciptaan Habibie Akan Buat Takjub Dunia !!

Bachruddin Jusuf Habibie masih tetap bersemangat. Sekalipun usianya telah memasuki ke-77, ia sama sekali tak menyurutkan gaya berbicaranya di hadapan hadirin. Melalui proyek pembangunan pesawat R-80, BJ Habibie (begitu ia dikenal) memaparkan pengembangan pesawat terbang produksi PT Regio Aviasi Industri (RAI) di mana BJ Habibie duduk sebagai komisaris.

"Insyaallah R-80, tahun 2016 atau 2017, akan mengudara dan dunia akan surprise (takjub)," kata Habibie dengan bangga penuh haru dalam Grand Launching NAM Air, di Jakarta Teater, pada Kamis malam.

Rencana pengembangan pesawat buatan Indonesia memang telah lama tersiar. Sekitar satu bulan lalu, Presiden Republik Indonesia ke-3 ini telah mengungkapkan rencana itu di hadapan hadirin gelaran Hari Kebangkitan Tekonologi Nasional ke-18  di Taman Mini Indonesia Indah. “Ini yang sedang saya bangkitkan lagi,” kata Habibie, tegas.

Pesawat R-80 merupakan pengembangan dari pesawat N250 yang dibuat BJ Habibie. Pesawat N250 merupakan pesawat yang dikendalikan secara elektronik atau dikenal dengan istilah fly by wire, kedua setelah pesawat keluaran Airbus yakni A-300.

"Pesawat terbang yang pernah dibuat menusia yang dikendalikan secara elektronik yang dikenal dengan fly by wire pertama kali adalah Airbus di Hamburg dimana saya kerja dulu. Di situ, saya pernah menjadi direktur dan executive vice president," kata mantan Presiden RI ketiga itu.

"Fly by wire pertama A-300, fly by wire kedua N250, dan ketiga triple seven (B-777). Dalam skala regional N250 merupakan fly by wire pertama," jelasnya.

Bahkan, saking semangatnya, Habibie yang kini menginjak usia 77 tahun, mengaku memimpin sendiri diskusi desain engineering, financing, sampai sheduling dari R-80 selama dua hingga lima jam sebelum datang ke acara peluncuran.

"Biar on schedule dan the best, jadi saya harus tahu," tuturnya.

Industri Strategis Dibubarkan

Jauh sebelum R-80, Indonesia pernah hampir memiliki industri pesawat terbang sebagai industri strategis yang kuat, namun kandas. Habibie mengatakan, ide membuat pesawat terbang bukan idenya, bukan juga ide Soeharto. Akan tetapi, ide bangsa Indonesia, sesaat setelah mendeklarasikan kemerdekaan.

Jika ditanya siapa yang pertama kali memiliki inisiatif membuat pesawat terbang, menurut Habibie, jawabannya adalah Angkatan Udara RI (AURI). "Jadi kalau ada suatu bangsa di mana saja dia berada yang mengerti pentingnya teknologi itu, maka itu adalah angkatan bersenjata, angkatan udara, angkatan darat, dan angkatan laut. Oleh karena itu mereka yang mengembangan teknologi itu adalah mereka dan khususnya AU teruus mendorong untuk membuat pesawat terbang," aku Habibie.

Pada Januari 1950, Presiden Soekarno memutuskan mengirim putra-putri terbaik untuk belajar di luar negeri, dalam pilihan bidang membuat kapal terbang penumpang, atau membuat kapal laut untuk mengangkut barang-barang.

Waktu itu Habibie baru menginjak bangku kelas tiga SMP. Ia pun menjadi pelajar Indonesia gelombang empat yang belajar di bidang pesawat terbang, pada 1954. Habibie berhasil menyelesaikan strata 1 pada usia 22 tahun, dan strata dua pada usia 24 tahun.

"S3 konstruksi pesawat terbang 28 tahun di Jerman. Di tempatnya Teodhore Von Karman, guru besar yang pertama dalam konstruksi pesawat terbang, yang mendirikan NASA. Saya asisten di situ, dan bisa dibaca di Google," kisah dia.

Lepas menyelesaikan pendidikan, Habibie bekerja untuk sebuah perusahaan di Hamburg, dimana ia pernah menjadi direktur dan executive vice president. "Di situ lahir Airbus, yang sekarang membuat A-380 di situ. Waktu saya mulai ke situ 3.000 (karyawan), waktu saya tinggalkan 4.500, sekarang 16.000. Saudara-saudara, waktu 'nanjak' begini saya tiba-tiba disuruh pulang untuk membangun industri pesawat terbang jadi industri strategis," kenang Habibie.

"Dan saya ditugaskan membangun industri strategis. Tidak banyak yang tahu waktu saya jadi wakil presiden terpilih, saya harus meletakkan jabatan-jabatan yang saya miliki, dan industri stategis yang saya pimpin itu memiliki 48.000 karyawan dan turnover 10 miliar dollar AS," lanjut dia.

Usai pemilu, Habibie mengatakan bersedia melanjutkan kepemimpinan Indonesia, jika pertanggungjawabannya diakui. Jika tidak, lanjutnya, ia memberikan posisi kepresidenan kepada orang lain. "Belum lagi saya bicara tuntas, saya tidak diterima. Tapi tidak mengapa," tuturnya.

"Saya sampaikan kepada yang ganti, perhatikan dua hal. Satu, jangan lemahkan TNI karena itu adalah tulang punggung perjuangan bangsa Indonesia. Dua, jangan korek-korek industri strategis, karena industri strategis adalah keinginan seluruh bangsa Indonesia sejak kemerdekaan. Putra-putra terbaik yang memberikan apa saja yang dia miliki," tuturnya.

Namun, tiba-tiba industri strategis tersebut dibubarkan. "Saya sampai bilang ke Ibu Ainun 'Is that the price I have to pay to get my freedom? Kita akan kembali dan bangkit melaksanakan perjuangan yang sementara terhenti'," kenangnya.

Kini, Habibie mengatakan memanjatkan doa dan bersyukur, ada yang meneruskan perjuangan membangun industri strategis.

"Saya ini orang tua, usia saya 77 tahun tapi semangat saya sama seperti waktu saya umur 17 tahun. Dan semangat ini ada saya temukan kembali pada yang hadir di sini anak-anak intelektual saya, cucu-cucu intelektual saya. Saya yang mewakili generasi yang fading out melihat ini semua saya bersyukur," ucap Habibie.


Sumber: http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/09/mengudara-2016-pesawat-r-80-akan-buat-takjub-dunia

Indonesia DARURAT Narkoba; PBB Minta Indonesia tak Terapkan Hukuman Mati


Terkait rencana Indonesia yang akan kembali mengeksekusi terpidana narkoba, PBB telah mengkritik hal tersebut. Dilansir Guardian, Jumat 29 April 2016, PBB meminta Indonesia menghentikan hukuman mati karena menilai tindakan itu bertentangan dengan hak asasi manusia.

Sejumlah negara juga telah menyatakan kritik terkait masih diterapkannya hukuman mati di negara ini. Saat mengunjungi Jerman pekan lalu, Presiden Joko Widodo juga sempat ditanya Kanselir Jerman Angela Merkel soal alasan Indonesia masih menerapkan hukuman mati. Saat itu, Jokowi menjawab bahwa negara berada dalam kondisi "darurat narkoba".
Namun, berdasarkan data Badan PBB urusan narkoba (UNODC), penggunaan narkoba di Indonesia masih lebih rendah ketimbang negara-negara di Amerika Utara dan Australia, sehingga belum masuk dalam kategori "darurat" sebagaimana diklaim pemerintah Jokowi. PBB meminta hukuman terhadap terpidana narkoba lebih difokuskan pada rehabilitasi ketimbang menerapkan hukuman mati.

Sementara itu, PM Inggris David Cameron mengatakan, pihaknya telah berusaha untuk mengangkat kasus warganya, Lindsay Sandiford, yang terancam hukuman mati, saat mengunjungi Indonesia tahun lalu. Namun, lanjut Cameron, sampai saat ini belum ada perubahan hukuman terkait nasib Lindsay. Dia masih terancam hukuman mati.

Sampai berita ini dibuat, Indonesia sendiri belum mengumumkan soal rencana eksekusi baru terhadap terpidana narkoba. Meskipun demikian, sejumlah kalangan internasional dan lokal yakin, eksekusi akan segera dilakukan dalam waktu dekat. Dalam hal ini, laporan BBC menyebutkan, perbaikan jalan masuk ke Kompleks Dermaga Wijayapura, Cilacap, yang saat ini sedang berlangsung, diyakini terkait dengan rencana eksekusi yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.

Persiapan Eksekusi Jilid 3

Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan, masih banyak pertimbangan untuk melaksanakan eksekusi mati jilid III terpidana mati narkoba diantaranya masalah perekonomian dan hubungan diplomatik.

"Masih ada pertimbangan yang perlu diprioritaskan seperti masalah ekonomi dan diplomatik. Tapi jangan dianggap jaksa melemah, kita buktikan lah nanti ya," ujar Prasetyo saat dihubungi melalui telepon, Senin (16/5/2016).

Oleh karena itu, kedua masalah tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga keputusan untuk melaksanakan hukuman eksekusi mati jilid III tetap berjalan.

"Kita tetap berkomitmen penuh dan berpegang teguh dalam sikap. Menyatakan perang terhadap narkoba, enggak ada ampun pada narkoba," kata Prasetyo.

Sebelumnya Jaksa Muda Pidana Umum (Jampidum) Noor Rachmad telah membantah beredarnya daftar nama-nama narapidana yang akan dieksekusi mati jilid III. "Itu belum benar, kami belum menentukan siapa dan kapan eksekusi mati," tegas Noor Rachmad di Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat 13 Mei 2016.

Sumber:http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2016/04/29/pbb-minta-indonesia-tak-terapkan-hukuman-mati-368028

TERNYATA...Indonesia Punya Peran Dalam Kekalahan Amerika di Vietnam


Banyak orang tahu Amerika kalah perang di Vietnam. Tapi yang tidak banyak orang tidak tahu adalah, salah satu sebab Amerika kalah di Vietnam adalah Indonesia. Kok bisa? Simak sejarahnya.

Amerika adalah negara terkuat di dunia selama beberapa abad belakangan ini. Kuat di bidang ekonomi, kuat di bidang militer. Sekedar untuk menggambarkan kekuatan militernya, kita bisa melihat dua fakta: Pertama, penerimaan devisa nomor satu di Amerika adalah dari ekspor senjata, baru kemudian dari ekspor film. Kedua, PENTAGON, Departemen Pertahanan Amerika Serikat adalah institusi pemegang hak cipta terbanyak di dunia.

Kebanyakan penemuannya adalah di bidang persenjataan. Artinya, persenjataan Amerika sudah terbukti paling berkembang di dunia. Dua fakta ini menunjukkan betapa kuatnya Amerika. Akan tetapi dengan segala kekuatan ini, Amerika kalah di Vietnam. Setidaknya dari 2,7 juta orang Amerika yang bertugas dari Vietnam tercatat 58.159 orang tewas, 1.719 hilang, dan 303.635 orang luka-luka (wikipedia).

Memang jumlah ini lebih sedikit dari jumlah orang Vietnam yang tewas, tapi hengkangnya Amerika dari wilayah Indo Cina tersebut jelas-jelas merupakan fakta sejarah bahwa Amerika kalah dalam perang Vietnam. Lalu apa hubungannya dengan Indonesia?

Tentara Amerika kalah dalam perang Vietnam karena tidak mampu menghadapi serangan gerilyawan Vietcong. Gerilyawan Vietcong sangat mengusai medan pertempuran di hutan-hutan. Mereka sangat menguasai teknik perang bergerilya. Lalu darimana gerilyawan Vietkong belajar perang gerilya yang hasilnya menang perang lawan Amerika?

Disinilah hubungannya perang Vietnam dan Indonesia. Beberapa pimpinan gerilyawan Vietkong mengatakan bahwa mereka belajar dari buku “Pokok-Pokok Perang Gerilya” karangan Jendral AH Nasution dan menjadikannya pedoman mereka dalam menetapkan strategi. Nasution adalah salah seorang dari 3 Jenderal Besar bintang 5 di Indonesia.

Vietcong tidak berpatokan pada Mao Tse Tung yang juga ahli perang gerilya karena kondisi alam dan masyarakatnya berbeda. Kondisi alam dan masyarakat yang paling mirip dengan Vietnam adalah Indonesia dan itu ada dalam buku karangan Nasution (Dr. Salim Said dan Saleh A Djamhari –sejarawan UI- mengatakan hal ini dalam beberapa seminar).

Jadi tidak berlebihan kalau dikatakan, Amerika kalah perang (salah satunya) karena Indonesia. Apa hikmahnya? Tentu saja tulisan ini untuk membangga-banggakan sebuah perang dengan jutaan korban. Tetap saja perang adalah bencana, dan kita berdoa agar tidak terjadi lagi. Akan tetapi fakta di atas menunjukkan bahwa pemikiran seorang anak bangsa Indonesia bisa mempengaruhi peta dunia.

Karena itu jangan ragu untuk berkarya dan menuangkan pikiran kita, karena pemikiran tidak mengenal batas tempat dan waktu. Fakta sejarah ini juga menunjukkan sekali lagi kekuatan sebuah tulisan atau sebuah buku. Jutaan orang mungkin punya pengalaman perang gerilya, tapi akhirnya yang bisa menjadi referensi adalah yang menulis.

Setelah kekalahannya di Vietnam, Amerika berusaha kembali menaikkan citra dan harga dirinya. Puluhan film-film bertemakan perang Vietnam seperti film Rambo dan film serinya “Tour of Duty”. bermunculan dengan sudut pandang Amerika menang melawan gerilyawan Vietnam. Belajar dari Vietnam, Amerika kini menghindari perang langsung kecuali didahului serangan udara bertubi-tubi.

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari perang Vietnam? Ya , kita bisa belajar bahwa kita tetap punya kesempatan untuk bangkit, kita tetap punya kesempatan untuk menang. Pertempuran kita saat ini bisa berwujud banyak bentuk. Saat ini kita bertempur secara ekonomi, budaya, politik, dsb. Jika kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang, kita bisa terjajah secara ekonomi, budaya, politik, dsb.

Jangan bersantai-santai, karena bangsa kita bisa jadi korban tergilas kemajuan zaman, karena tidak mampu mengejar persaingan. Bangsa besar yang mungkin lebih harus kita cermati saat ini justru Cina. Saat ini Cina adalah kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika, setelah tahun ini melampaui Jepang. Dalam waktu tidak terlalu lama diduga Cina akan mampu melampaui Amerika.

Kebijakan ekonomi Cina saat ini mengimpor begitu banyak gas alam dan batu bara dari Indonesia, bahkan mereka menumpuk-nya untuk cadangan energi. Negara Cina punya material tersebut di tanah mereka tetapi mereka memilih untuk mengimpor dari Indonesia. Kenapa? Lihat 10 - 20 tahun mendatang.

Bisa jadi kita kehabisan batu bara dan gas alam (sekarang kita minyak bumi sudah mengimpor) dan ketika harga energi melambung tinggi mungkin kita justru mengimpor dari Cina dengan harga sangat mahal. Di bidang moneter (finansial) Cina juga sedang berbenah. Cina juga membeli berton-ton emas sebagai cadangan devisanya (Negara Cina sendiri percaya ke depan cadangan emas lebih kuat dari dollar Amerika).

Langkah ini untuk memperkuat cadangan devisa dollar Amerika milik Cina yang bahkan jumlahnya lebih banyak dari milik Amerika sendiri. Jika pemimpin negara kita tidak mencermati keadaan ini, maka masa depan bangsa cukup mengkhawatirkan. Kini saatnya kita sebagai individu berusaha menyelamatkan bangsa dimulai dari diri sendiri. Memulai dari diri sendiri dengan membangun keluarga yang kuat. Memulai dengan membangun keluarga yang mempunyai cita-cita tinggi dengan spirit

No Excuse!

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/agungpribadipenulis/amerika-kalah-perang-di-vietnam-karena-indonesia_550080da813311001efa78f7

Antisipasi Arab Spring, Panglima TNI Ingatkan Enam Ancaman Indonesia


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, ada enam ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan. Jika enam masalah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka bangsa Indonesia bisa mengalami konflik ataupun perang saudara.

"Bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara," kata Gatot dalam pernyataan tertulis yang diterima, Rabu (9/11).

Menurut Gatot, enam ancaman tersebut yaitu menipisnya cadangan minyak dunia; meningkatnya jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi; masalah terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan ekonomi global yang ketat.

Gatot mengatakan, beberapa negara Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah saat ini mengalami konflik akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam negerinya, seperti agama dan terorisme.

"Permasalahan dalam negeri mereka dijadikan sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam negeri terkait kepentingan minyak," katanya.

Berkaca dari itu, menurut Gatot, bangsa Indonesia harus hati-hati dan mampu mengantisipasi segala potensi ancaman yang akan datang.

“Indonesia sebagai negara ekuator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia di masa yang akan datang,” ujarnya.

Apalagi, menurut Gatot, Indonesia ibarat gadis seksi yang menjadi rebutan negara lain, karena kaya akan sumber daya alam yang tidak pernah habis.

“Kekayaan sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Soekarno bahwa suatu saat nanti negara lain akan iri dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia. Dan Presiden RI Joko Widodo saat baru dilantik menyampaikan hal yang sama bahwa, kaya akan sumber daya alam bisa menjadi petaka,” ujar Gatot.

Sumber:http://www.cnnindonesia.com/nasional/20161109172658-20-171525/antisipasi-arab-spring-panglima-tni-ingatkan-enam-ancaman/

Kedaulatan Udara Indonesia Masih Dikuasai Singapura, Sampai Kapan?


Kedaulatan di tanah, air dan udara Indonesia seolah masih jadi jargon belaka. Sampai hari ini, Indonesia belum memiliki kendali penuh di udaranya sendiri.

Pengaturan lalu lintas udara atau Air Traffic System Provider (ATS) masih berada di bawah kendali Singapura. Sejak tahun 1996, Indonesia menyerahkan wewenang ATS pada Singapura karena saat itu Indonesia belum mampu menyelenggarakan ATS sendiri. Dengan demikian kontrol lalu lintas udara Indonesia berada di bawah kendali negara tetangga.

Mantan Kepala Staf TNI AU, Marsekal (Purn) Chappy Hakim pernah mengkritisi masalah ini. Lewat website pribadinya Chappy menulis persoalan ini.

"Republik Indonesia sebagai negara yang jauh lebih besar seharusnya bertindak sebagai negara yang memiliki otoritas pengaturan udara di atas negara- negara kecil di sekitarnya, bukan sebaliknya," tulis pensiunan bintang jenderal empat ini.

Chappy juga mempertanyakan motif Singapura yang mempertahankan mati-matian pengaturan ATS ini. Chappy menduga ada kepentingan militer di baliknya.

"Kita tidak menyadari bahwa seiring dengan itu mereka dapat menggunakan kawasan udara sebagai latihan pesawat militernya dengan sangat leluasa sampai jauh di luar batas (yang berarti jauh di dalam kawasan RI) tanpa kita dapat turut mengawasinya. Di sisi lain kondisi air traffic control (ATC) kita sendiri, instansi pengatur lalu lintas udara nasional, sudah berada dalam kondisi yang sangat parah," katanya.

Kini Presiden Jokowi bertekad mengembalikan kedaulatan udara sepenuhnya. Sistem lalu lintas udara harus dikendalikan sepenuhnya dari Indonesia, bukan Singapura.

Jokowi bukanlah yang pertama, tahun 2012 lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan sudah mewacanakan hal ini. Tak boleh lagi Flight Information Region (FIR) di Indonesia dikendalikan Singapura.

Namun kenyataan tak semudah membalikkan telapak tangan. Seperti biasa, Indonesia belum mempunyai alat dan SDM yang memadai. Masalah klasik yang sepertinya terus menghantui negara ini.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, jika pemerintah mengambil alih Flight Information Region (FIR) dari Singapura harus menyiapkan sarana dan prasarana terlebih dulu. Sarana dan prasarana itu di antaranya radar, serta sumber daya manusia yang mampu mengelola lalu lintas udara.

"Kita ada review kembali pada tahun 2024 mendatang kalau nggak salah. Untuk itu kita dari sekarang harus menyiapkan dengan baik ke sana. Jangan nanti FIR beralih kepada kita (pemerintah) tapi kita (pemerintah) nggak siap," kata Moeldoko di Markplus Gedung 88 Casablanca, Jakarta, Selasa (8/9).

Menurut Moeldoko, perjanjian FIR atas Singapura akan berakhir pada tahun 2024. Oleh sebab itu, pemerintah harus merebutnya kembali dengan menyiapkan segala sarana dan prasarana.

"Itu perlu di mobilisasi agar kita waspada, menata infrastruktur dan SDM, jangan ambil alih kita nggak siap," kata dia.

Semoga tahun 2024 nanti, Indonesia sudah sanggup mengambil alih FIR dari Singapura. Jangan ada alasan lagi tak sanggup. Masak diatur Singapura terus seumur hidup?

Sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/sampai-kapan-kedaulatan-udara-ri-terus-dikendalikan-singapura.html

Kisah Bung Karno Yang Sanggup Memindahkan Makam Imam Bukhari ke Indonesia


Di bekas negara pecahan Uni Soviet, yaitu Uzbekistan, nama Presiden Soekarno sangat dihormati. Jika orang Indonesia (Muslim) datang berkunjung ke Uzbekistan mengunjungi makam Imam Bukhari, salah satu ahli hadits Nabi Muhammad SAW, akan diberi keistimewaan.

Orang Indonesia akan diizinkan masuk ke bagian dasar bangunan yang merupakan tempat jasad Imam Bukhari disemayamkan. Perlakuan istimewa ini berkat jasa Bung Karno.


Tahun 1961, pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet, Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow.

Khrushchev yang berkuasa di Uni Soviet dari tahun 1953 hingga 1964 itu hendak menunjukkan pada Amerika Serikat bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Dalam buku Total Bung Karno karya Roso Daras diceritakan bahwa Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia.

Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.

Maka, Bung Karno mengajukan syarat. Dialog pun terjadi antara Bung Karno dan Khrushchev.
“Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak,” kata Bung Karno.

“Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Khrushchev balik bertanya.
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”

Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitenya untuk menemukan makam dimaksud. Ternyata, hasilnya nihil.

Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”

“Kalau tidak ditemukan, ya sudah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda,” ujar Bung Karno.

Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas. Khrushchev kembali memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini.

Setelah tiga hari pencarian, mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam Al Bukhari.

Imam Bukhari lahir di Bukhara pada tahun 810 M. Ia meninggal dunia dan dimakamkan Samarkand pada 870 M. Ketika ditemukan, makam Imam Al Bukhari dalam kondisi rusak tak terawat.

Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil. Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”

Setelah dari Moskow, pada 12 Juni 1961, Bung Karno tiba dengan kereta api di Samarkand. Puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini sejak dari Tashkent.

Sejak Bung Karno tiba pada malam hari dan beliau langsung membaca Alquran sampai pagi hari, tidak tidur.
Bung Karno meminta pemerintah Uni Soviet agar segera memperbaiki makam Imam Bukhari.

Ia bahkan sempat menawarkan agar makam dipindahkan ke Indonesia, apabila Uni Soviet tidak mampu merawat dan menjaga makam tersebut. Emas seberat makam Imam Bukhari akan diberikan sebagai gantinya.


Sumber: http://militermeter.com/kisah-bung-karno-yang-sanggup-memindahkan-makam-imam-bukhari-ke-indonesia/

Satelit Militer Indonesia Akan Resmi Mengorbit di Luar Angkasa pada 2019


Betapa rawan Indonesia, negara dengan postur militer terbesar di kawasan Asia Tenggara, namun hingga kini belum juga mempunyai satelit khusus militer. Padahal negara tetannga, seperti Australia, Singapura dan Malaysia sudah mengorbitkan satelit militernya. Karena tiadanya satelit militer, TNI pernah menggunakan satu transponder Satelit Papala B4 milik PT Telkom. Satelit Palapa B4 dioperasikan pada tahun 1992 hingga berakhir pada tahun 2005. Terakhir ada BRIsat yang baru diluncurkan dan digunakan oleh Siskomsat (Sistem Komunikasi Satelit) TNI AL.

Seberapa pentingkah satelit bagi TNI? Jawabannya tentu teramat penting, mengingat kontur geografis dan gelar mobilitas antar satuan, maka satelit-lah yang diunggulkan sebagai backbone jaringan komunikasi. Misalnya saat TNI AD, TNI AL dan TNI AU membahas implementasi data link serta interoperability di lingkup Kodal (Komando dan Pengendalian), maka ujung-ujungnya satelit yang menjadi hub di level macro.

Di Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), perangkat C-MOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) yang bisa memonitor visual radar militer dan radar sipil secara terinregrasi, jelas juga butuh satelit. Di matra laut, soerang Panglima armada untuk bisa memantau keberadaan (posisi) tiap kapal perang pun juga butuh dukungan satelit, selain ada jalur komunikasi radio.

Meski dibesut dengan solusi enkripsi dan protokol data, jalur akses komunikasi dipandang masih punya kerawanan, baik dari sisi pencurian data sampai urusan jamming. Terlebih dengan satelit sewaan yang ada campur tangan asing, maka keamanan data nasional jadi taruhan. Idealnya memang bisa disediakan satelit buatan dalam negeri, sayangnya untuk level satelit komunikasi yang berisi multi transponder teknologinya kita kuasai.

Akhirnya Satelit Militer Untuk Indonesia

Dan seperti telah diketahui bersama, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah resmi menunjuk Airbus Defence and Space (ADS) untuk menggarap proyek satelit militer untuk Indonesia. Sebelumnya telah dilakukan tender yang diikuti oleh Orbital Sciences Corp dari Amerika Serikat, Loral Space Systems, serta produsen satelit dari Rusia. Merujuk ke situs kontan.co.id (13/4/2016), nilai proyek satelit ini mencapai lebih dari US$500 juta, belum termasuk biaya peluncuran dan asuransi yang totalnya bisa mencapai sekitar US$300 juta. Total nilai proyek ini bahkan bisa mencapai US$1 miliar atau sekitar Rp13 triliun.

Sebagai tindak lanjut, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsekal Muda M. Syaugi pernah menyebut, “Proyek ini sudah dikucuri anggaran sebesar Rp1,3 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2016.” Menurut jadwal, ADS akan merampungkan proyek ini pada akhir tahun 2018 dan roket beserta satelit bakal diluncurkan pada tahun 2019. Kemkominfo selaku administrator telekomunikasi telah menunjuk Kemhan sebagai operator satelit ini, dan telah menginformasikan penujukkan ini kepada ITU (International Telecommunication Union).




Konfigurasi Satelit Militer Indonesia
Meski detail spesifikasi satelit militer Indonesia yang kini dalam proses penggarapan bersifat rahasia. Namun kami berhasil mengurai sedikit konfigurasi dari paket satelit pesanan Kemhan ini. Dalam Proyeksi dan Kegiatan Kemhan Tahun 2016, disebutkan bahwa komponen paket satelit militer Indonesia terdiri dari satu (1) unit satelit geostationer (GSO) dan tiga (3) unit satelit non geostationer (NGSO).

Dari kesemuanya, pemegang peran utama adalah satelit geostationer. Dengan beroperasi di ketinggian 36.000 Km, fungsi satelit ini sebagai penunjang peran komunikasi. Karena sifatnya geostationer yang ‘standby’ diatas langit Nusantara, satelit ini siap melayani kebutuhan akses selama 24 jam selama rentang waktu 15 tahun. Satelit komunikasi militer ini berjalan di spektrum frekuensi L-band, FSS, BSS, Ku-, C-, dan Ka-. Satelit geostationer ini dipersipkan untuk mengisi slot orbit 123BT.

Sementara untuk satelit non geostationer (NGSO), dari tiga unit yang dipesan, namun hanya dua unit yang ikut diorbitkan bersama satelit GSO. Sisanya satu unit satelit dipersiapkan sebagai cadangan di Bumi. Dengan pola operasi mengikuti orbit di Bumi, maka satelit terus bergerak mengikuti ritme yang telah ditentukan. Dalam 24 jam, setiap satelit 14 kali melintasi wilayah Indonesia (circular near equatorial).

Dengan beroperasi di ketinggian orbit rendah 650 Km, fungsi satelit ini sebagai remote sensing dan pengintaian. Waktu layanan satelit NGSO tak sepanjang satelit GSO, yakni pada rentang tiga sampai lima tahun. Satelit pengintai (spy) ini berjalan di di spektrum frekuensi UHF, SHF, L-band, X-band, dan S-band. Dari paparan diatas, pihak Kemhan menyebut komponen satelit GSO dan NGSO merupakan satu kesatuan dalam arsitektur Satuan Pertahanan.

Dihadapkan Pada Dilema
Nilai pengadaan satelit harus diakui sangat menyedot porsi anggaran pertahanan, namun disatu sisi manfaat hadirnya satelit ini memang sangat vital. Selain utamanya melayani kepentingan militer, satelit ini nantinya akan digunakan untuk keperluan pemerintah lainnya (penanggulangan bencana, kelautan dan perikanan, SAR, penanganan terorisme, komunikasi daerah terpencil, dan sebagainya).

Disamping faktor diatas, pengadaan satelit ini dari aspek strategis juga tak bisa ditawar. Pasalnya Pemerintah RI harus melaksanakan program ini karena sesuai aturan ITU, sejak satelit Indonesia “Garuda-1” dinyatakan de-orbit Januari 2015, maka Indonesia harus mengisi slot orbit 123BT dengan satelit L-band paling lambat Januari 2018 (3 tahun). Bila tidak dilakukan, Indonesia akan kehilangan hak atas alokasi spektrum L-band tersebut selama-lamanya.

Mengingat satelit produksi Airbus Defence and Space baru selesai dan mengorbit pada tahun 2019, maka diperlukan satelit sementara ( interim) untuk memanfaatkan alokasi spektrum L-band tersebut dan mengisi orbit 123BT. Untuk keperluan ini telah ditandatangani kesepakatan penyewaan satelit “Artemis” dengan Avanti Communications Limited (operator satelit dari Inggris) guna melindungi alokasi slot dan spektrum sampai dengan satelit produksi Airbus on-orbit.

Situasi di atas membuat program ini terkesan “mendadak”, dan anggaran negara belum direncanakan untuk kegiatan tersebut. Namun karena nilai penting dan strategis alokasi spektrum tersebut, Presiden RI telah memerintahkan penyelamatan dan pengelolaannya oleh Pemerintah Indonesia (Rapat Kabinet Terbatas tanggal 4 Desember 2015). Menindaklanjuti hal ini, Menhan telah mengirimkan surat permohonan alokasi anggaran ke Menkeu.

Sedikit proyeksi ke tahun 2019, saat dimana TNI AU sudah memiliki jet tempur dengan kemampuan Network Centric Warfare, maka peran satelit militer bakal mengoptimalkan jalur komunikasi dan data di jet tersebut. Begitu juga dalam segmen drone (UAV), misi intai jarak jauh drone dapat dikendalikan dari mana saja, saat drone terbang di udara Papua, bia saja sang operator berada nun jauh di Jakarta. Konsep Battlefield Management System yang diterapkan pada elemen infanteri dan kavaleri TNI AD juga akan merasakan manfaat positif dari hadirnya satelit khusus militer. Belum lagi kegunaan terkait misi SAR dan intai mengintai. Jika sudah begini, gelontoran dana hingga belasan triliun rasanya cukup worth it.


Sumber:http://www.indomiliter.com/2019-satelit-militer-indonesia-resmi-mengorbit-di-luar-angkasa/#more-10058